Senin, 12 April 2010

Persahabatan Lawan Jenis

MEMILIKI sahabat yang paling mengetahui rahasia terdalam, menjadi hal yang menyenangkan. Di mana saat Anda menghadapi kondisi down, dia selalu ada dan siap membantu Anda. Karena dia tempat Anda bergantung dan mempercayakan seluruh rahasia.

Namun, apa jadinya bila sahabat yang kita miliki adalah lawan jenis? Apakah tidak menutup kemungkinan terjadinya perkembangan hubungan ke arah lebih lanjut menjadi kekasih? Menjawab hal itu, Psikolog Bondan Seno Prasetyadi mengungkapkan bahwa hal tersebut bisa saja terjadi.

"Sebelum memutuskan untuk menjadi sahabat atau pasangan, sebaiknya ketahui terlebih dahulu arah dari hubungan yang dibina. Di saat awal perkenalan pun biasanya sudah dapat diketahui arah hubungan akan dibawa ke mana," kata Bondan mengawali pembicaraan saat dihubungi okezone melalui telepon selulernya, Rabu (16/4/2008).

Guna menghindari hal tersebut menimpa Anda, maka sebaiknya maknai terlebih dahulu nilai persahabatan. Sehingga Anda dapat memikirkan baik-baik apakah dia lebih baik tetap menjadi sahabat atau kekasih.

"Satu hal yang pasti harus bisa membedakan dari sisi persahabatan yang sifatnya intimacy (dalam) dengan persahabatan yang intim (beda jenis). Artinya, permasalahan besar sampai kecil dapat diketahui karena adanya sharing (curhat). Tapi ada pula yang sebatas kepentingan, karena hanya memiliki persamaan hobi atau profesi," ungkap psikolog lulusan Universitas Guna Dharma itu.

Menurut Bondan, berubahnya status persahabatan di antara pria dan wanita karena adanya perasaan secure (nyaman) yang merupakan komponen kebutuhan afeksi (perasaan).

"Perasaan nyaman secara emosional baik karena ada rasa diperhatikan, disayangi dan hal-hal kecil yang tidak diperoleh dari orang lain meluluhkan hati seseorang untuk mengubah pertemanan menjadi kekasih. Selain itu, dari segi logika pun merasa nyambung. Artinya, dapat berkomunikasi dan berdiskusi dengan lancar," papar konsultan untuk SDM di beberapa perusahaan itu.

Masih menurut Bondan, berubahnya perasaan dari kedua lawan jenis itu bila ditelaah dari segi psikologis merupakan hal yang manusiawi. Sebab, setiap orang dapat tertarik dengan lawan jenisnya berdasarkan kebutuhan afeksi dan logisnya.

"Sebenarnya kunci dari segala sesuatu itu ada di pikiran kita (mind map). Hanya 12 persen kapasitas otak yang digunakan sedangkan 88 persennya yang tidak digunakan berada dalam alam bawah sadar. Dan seringkali yang menentukan hubungan itu adalah alam bawah sadar kita," jelas staf pengajar di Fakultas Hukum sebuah perguruan tinggi swasta di Jakarta.

Lantas timbul pertanyaan, bagaimana kita meningkatkan alam bawah sadar? Jawabnya mudah yaitu dengan menanamkan untuk mencari pasangan yang satu minat, satu hobi, satu profesi atau satu bidang pekerjaan.

"Sebenarnya yang membuat seseorang memiliki hubungan bukan sekadar persahabatan adalah karena dorongan kebutuhan afeksinya lebih dominan dibandingkan logika," bebernya.

Nah, sebelum Anda salah memilih seorang kekasih atau sahabat, maka pikirkan matang-matang apakah kebutuhan afeksi dan logika yang lebih dominan. Karena banyak kasus yang membuktikan bahwa seorang sahabat bisa jauh lebih baik untuk tetap menjadi sahabat daripada kekasih.

Perubahan menjadi kekasih justru akan merusak banyak hal, entah karena perubahan sikap atau karena pengaruh orang-orang sekitar. Kadang persahabatan tanpa romantika terasa jauh lebih indah, bermutu, dan lebih langgeng.

Jadi, jangan takut, kita bisa kok hanya bersahabat dengan teman pria atau wanita tanpa harus berujung menjadi sepasang kekasih.

sumber : www.okezone.com

0 komentar:

Posting Komentar

 
mystory Design by: Yanmie at Permata Hatiku